Showing posts with label anak ku. Show all posts
Showing posts with label anak ku. Show all posts

Monday, August 9, 2010

Bayi Sesak Nafas?

Apa saja gejala sesak pada bayi? Napasnya cepat, tampak tarikan pada sela tulang iga dan dada kala menarik napas (retraksi), ada bunyi seperti mendengkur atau merintih saat bayi mengeluarkan napas (grunting), lidah kebiruan pada suhu kamar (sianosis sentral), atau sesaat setelah lahir napas bayi 60 kali per menit atau lebih (tachypnea).

Dampak dari sesak napas jelas tidak bisa dianggap remeh. Paru-parunya akan kekurangan oksigen, si kecil jadi rewel, nafsu minum dan makannya pun anjlok. Kalau sudah terjadi komplikasi pada fungsi paru, wajahnya akan tampak membiru. Dua saja dari sederet gejala tadi terjadi pada bayi, berarti si kecil sudah mengalami sesak napas yang harus segera ditangani.

BERMACAM PENYEBAB

Sebelum sampai pada penanganan, ketahui dulu macam-macam penyebab sesak napas pada bayi, di antaranya:

INFEKSI

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagian atas

Sesak napas bisa disebabkan penyakit infeksi. Yang paling sering adalah flu. Penyakit ISPA atas bila tak kunjung sembuh akan merembet menjadi ISPA bagian bawah. Akibatnya bayi terancam mengalami bronkitis, radang paru ataupun asma. Gejalanya selain sesak napas, si kecil juga demam, sekeliling bibir biru (sianosis), proses bernapas cepat tapi lama-kelamaan melemah. Sebaiknya dibawa ke dokter agar penanganannya tepat.

Sebagai upaya pertolongan, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan rontgen dan pemberian antibiotik bila karena infeksi. Dengan pengobatan, kebanyakan gangguan sesak napas bisa tertangani.

Pneumonia

Pneumonia atau radang paru ditandai dengan gejala awal sesak napas dan batuk. Kantong-kantong udara (dalam paru) penderita pneumonia terisi cairan/sel-sel radang yang membuatnya kesulitan bernapas karena peredaran oksigen di paru tak lancar.

Pneumonia secara umum dibagi 3, yaitu:

1. Aspirasi Pneumonia. Cairan masuk ke paru karena tersedak, misalnya air ketuban atau air susu ibu.

2. Pneumonia karena infeksi virus atau bakteri. Gejala muncul 1-2 hari setelah terinfeksi. Tapi bergantung pula pada keganasan virus atau bakteri tersebut. Gejala muncul mulai dari demam, batuk lalu sesak napas.

3. Pneumonia akibat faktor lingkungan. Polusi udara menyebabkan sesak napas, terutama bagi yang berbakat alergi. Bila tak diobati bisa mengakibatkan bronkitis. Selanjutnya, akan menjadi pneumonia.

Sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter agar bisa cepat mendapat pertolongan pertama.

NON INFEKSI

Tersedak makanan/susu

Sesak napas bisa terjadi lantaran tersedak makanan atau susu. Misal, si kecil menangis padahal mulutnya sedang penuh makanan. Atau saat ia muntah, sisa muntahnya masih tertinggal di tenggorokan atau hidung. Nah, kala ia bernapas, sisa makanan itu malah masuk ke paru-paru dan akhirnya tersedak.

Kondisi seperti ini yang tak segera diobati berisiko terjadi peradangan dalam paru-paru. Segeralah ke dokter bila hal itu terjadi agar bisa cepat tertangani. Tindakan rontgen biasanya akan dilakukan untuk mengetahui ada penyumbatan atau tidak. Selanjutnya, apabila dengan pengobatan tak ada perbaikan, dapat dilakukan dengan bronkoskopi, yaitu mengambil cairan atau makanan yang menyumbat.

Tersedak air ketuban

Terjadi pada bayi baru lahir. Karena suatu hal, ketuban masuk ke paru-paru janin. Ketika lahir, bayi tersedak dan mengalami sesak napas. Bagian paru-parunya yang tersumbat pun tak bisa diisi udara. Karena udara tak bisa masuk terjadilah sesak napas. Untuk penanganan, perlu dilakukan penyedotan lendir dari mulut, hidung bahkan tenggorokan bayi secara intensif.

Bila air ketubannya masih jernih dan hanya sedikit yang masuk paru-paru, tak perlu dilakukan pencucian paru. Sebaliknya, bila air ketuban banyak masuk, mesti disedot dari paru-paru. Apalagi kalau air ketuban tersebut telah berwarna hijau dan berbau maka paru-parunya perlu "dicuci" atau disedot dengan cara bronchialwash. Kondisi sesak napas yang parah (akibat paru-paru pecah (pneumotoraks) umumnya akan ditindaklanjuti dengan pemberian alat bantu napas (ventilator).

Lahir prematur

Kelahiran prematur juga bisa menyebabkan sesak napas pada bayi. Bayi yang lahir prematur mengalami sesak napas lantaran organ paru-parunya belum matang/siap. Ibarat balon kempis, gelembung paru-paru tak bisa membuka jika oksigen tak bisa masuk. Jabang bayi pun tak bisa menangis dan bernapas. Kejadian yang disebut Respiratory Distress Syndrome (RDS) ini terjadi saat unit paru-paru yang terkecil tak membuka karena zat surfaktan tak mencukupi. Maka itu sebagai upaya antisipasi, bayi prematur mesti mendapatkan alat bantu napas.

Wet Lung Syndrome

Disebut juga Transient Tachypnea of the Newborn (TTN). Pada bayi yang dilahirkan secara normal, sebagian besar cairan dalam paru-paru terperas keluar karena dada janin mengalami kompresi oleh jalan lahir. Sementara, cairan sisanya dalam waktu singkat akan diserap ke dalam pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe paru-paru. Nah, pada bayi yang dilahirkan melalui proses sesar, dadanya tak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat pengeluaran cairan dari paru. Tapi tak semua bayi sesar mengalami kendala ini. Ada beberapa faktor lain yang ikut memengaruhi, misal apakah ada kontraksi rahim sebelum sesar, serta bagaimana penanganan bayi baru lahir dan sebagainya. Janin yang mengalami gangguan oksigenisasi (hipoksia) atau ibu hamil yang mengalami polihidramnion (cairan ketuban berlebihan) pun dapat mengalami kelainan TTN.

Selain sesak napas, umumnya, dada bayi yang mengalami TTN membusung. Karena itu, dokter akan menyuplai oksigen selama 2-3 hari. Biasanya gejala sesak napas berangsur tertanggulangi dalam 24 jam pertama dan dalam 72 jam gejala akan hilang. Penanganan yang terlambat (tidak tepat dan baik) berisiko merusak jaringan otak bayi lantaran kekurangan suplai oksigen.

Kelainan pada jalan napas (trakea)

Sesak napas akibat kelainan pada trakea terjadi 1-3 jam setelah bayi lahir. Kelainan ini berupa terhubungnya jalan napas dengan jalan makanan (esofagus). Dalam bahasa medis disebut trackeo esophageal fistula. Akibatnya, cairan lambung masuk ke paru-paru. Untuk mengantisipasinya, akan dimasukkan selang ke jalan napas sehingga cairan lambung tak sampai mengganggu. Kalau perlu akan dilakukan operasi penyekatan saluran napas dan jalan makanan.

Pembesaran kelenjar thymus

Bayi dengan pembesaran kelenjar thymus, saat lahir masih dapat menangis kuat. Akan tetapi, napasnya terdengar seperti suara orang mengorok. Lama-kelamaan makin keras suaranya dan timbul batuk-batuk. Adanya pembesaran kelenjar thymus yang terletak di rongga atau di antara dua paru-paru akan menekan trakea. Trakea yang menyempit dan mengeluarkan lendir ini lantas membuat napas si kecil berbunyi grok-grok, keluar lendir dan batuk. Yang terbaik, segera bawa si kecil ke dokter. Obat-obatan akan diberikan untuk mengecilkan kelenjar thymus sehingga tak menekan trakea.

Kelainan jantung atau paru-paru

Sesak napas karena ada faktor bawaan biasanya muncul begitu bayi lahir atau 1-2 hari kemudian. Misal, akibat kelainan jantung. Dalam kasus ini, permasalahan utama adalah jantung dan pernapasan sulit merupakan efek selanjutnya. Segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan penanganan yang tepat, misalnya dengan cara operasi.

Kelainan pembuluh darah

Kelainan yang dimaksud yaitu, pembuluh darah jantung berbentuk cincin (double aortic arch) sehingga menekan jalan napas dan jalan makan. Begitu lahir napas bayi dengan gangguan ini terdengar seperti mendengkur atau berbunyi (stridor) yang semakin jelas terdengar kala ia menangis. Karena jalan makanan terganggu, bayi pun mengalami kelainan menelan dan maunya minum susu melulu (makanan padat/semi padat ditolaknya dan umumnya justru menyebabkan muntah karena teksturnya yang kasar).

Dokter akan melakukan rontgen untuk memastikan gangguan ini. Selanjutnya, dilakukan operasi untuk memutus salah satu aorta yang kecil. Bila bukan karena kelenjar thymus yang membesar, akan dicari apakah ada bagian jalan makanan yang menyempit.

Sindrom Aspirasi Mekonium

Janin yang mengalami hipoksia (gangguan suplai oksigen) akan mengeluarkan mekonium yaitu kotoran dalam usus selama di kandungan. Nah, mekonium ini kemudian bercampur dengan air ketuban dan dapat masuk ke saluran napas atas. Ketuban tampak hijau tua. Begitu pula kulit janin. Bahayanya, mekonium mengandung enzim yang bisa merusak sel epitel di saluran napas bawah.

Bila tak segera dibersihkan atau diisap keluar dengan baik, maka saat bayi aktif bernapas setelah lahir, mekonium itu akan tersedot masuk ke jaringan paru. Bayi pun mengalami sesak napas dengan dada membusung.....

http://tizzydaffa.multiply.com/reviews/item/2

Mengapa bayi tidurnya mengorok?

Mengapa bayi tidurnya mengorok?

Bayi yang tidurnya mengorok apakah ada masalah dengan saluran pernapasannya? bagaimana cara mengatasinya?

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya

Grok… grok… seperti orang mendengkur. Tak perlu panik, tapi tetap cari tahu penyebabnya.

Setelah beberapa hari di rumah, barulah Nina menyadari kalau saat tidur, bayinya selalu mengeluarkan suara mirip orang mendengkur, grok… grok…. Apakah bayi Anda juga begitu?


ULAH SI LENDIR

Ternyata, napas grok… grok… yang muncul saat bayi tidur, berasal dari tak lancarnya aliran udara yang keluar masuk lewat saluran napas. Mengapa bisa terjadi? Rupanya, akibat terhalang cairan atau lendir yang berada di paru-paru bayi. Apalagi, mengingat organ ini juga memproduksi lendir. Nah, bunyi yang dikeluarkan itu menandakan kalau ada produksi lendir yang berlebihan.

Produksi lendir yang berlebihan ini paling mudah dialami oleh bayi yang membawa bakat alergi. Begitu terpicu oleh alergen (pemicu timbulnya alergi), produksi lendirnya pun meningkat. Selain alergi, peningkatan lendir juga bisa terjadi akibat si kecil terpapar virus, misalnya virus influenza. Makanya agar pasti penyebab napas grok grok bayi Anda, sangat bijaksana bila Anda konsultasikan dulu ke dokter.

Berbahayakah? Sebenarnya, sejauh tak mengganggu proses menyusu, tidak disertai demam atau infeksi, dan tak mengganggu aktivitas bayi sehari-hari, hal ini tak perlu dikhawatirkan.

Perlu Anda tahu, pada dasarnya tubuh bayi memang memproduksi banyak lendir. Jadi, masalahnya hanya karena ia belum bisa mengeluarkannya sendiri, seperti melalui batuk, karena refleksnya dalam hal ini belum bekerja dengan baik.

HINDARI PEMICUNYA

Meski tak perlu dikhawatirkan, bukan berarti tidak ada usaha yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan lendir bayi. Yang pasti, kalau penyebabnya memang akibat bayi terinfeksi virus, segeralah minta bantuan dokter untuk mengatasinya.

Bila penyebabnya adalah akibat si kecil terpapar alergen, maka menghindarkan bayi dari pemicu alerginya tersebut merupakan tindakan paling bijaksana. Jadi, sebaiknya perhatikan benar, apa saja yang bisa jadi pencetus alergi pada bayi Anda dan membuat napasnya berbunyi. Bila perlu, berkonsultasilah dengan dokter ahli alergi anak.

Bila napas bayi berbunyi saat ia menderita flu, dan bunyinya semakin keras (Anda rasa lendirnya begitu banyak), cobalah tegakkan tubuh bayi (sangga bagian belakang tubuhnya dengan lengan dan tangan Anda) sambil diusap pelan-pelan dadanya. Cara lain, letakkan bayi dalam posisi tengkurap di pangkuan Anda, lalu tepuk-tepuk punggungnya.

Dengan kedua cara tersebut, biasanya kelebihan lendir akan keluar melalui mulut (dimuntahkan). Namun, seandainya lendir tertelan (mengingat ia memang belum pandai mengeluarkan lendirnya), tak apa, karena nantinya akan keluar melalui saluran pembuangan.. Yang penting diingat, kalau Anda mau melakukan hal ini, sebaiknya bukan pada saat bayi baru saja minum ASI.




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...